Sejarah Desain Kaos di Indonesia – Buat kamu yang penasaran bagaimana sih sejarah desain kaos di Indonesia, maka kali ini Casofa Clothing menghadirkan garis waktu sebagai panduan untuk memahami seperti apa sih sejarah desain kaos di Indonesia.
1980 – Sablon Kaos Otomotif
Pada tahun ini, desain sablon marak dengan tema otomotif. Sebut saja misalnya desain kaos dengan logo VW, Harley Davidson, juga Vespa. Brand yang rajin memproduksi desain Harley Davidson adalah C59. Pada zaman itu, desain kaos gambar otomotif, olahraga, dan isu-isu seputar kehidupan sehari-hari masih sangat baru dan jarang dibuat. Bahkan, sakin banyaknya memproduksi kaos berbau otomotif, banyak orang beranggapan kaos jebolan C59 meurpakan tshirt merchandise dari mobil atau motor tersebut.
1980-an – Joger Merajai Kaos Kata-Kata
Bali punya Joger yang desain kaosnya khas dengan tulisan berbau saran, peringatan, atau ajakan yang nyeleneh. Buat ciri khasnya, Joger membuat cap stempel plus tanda tangan mirip cap Badan Sensor Film di poster film.
1994 – Dagadu dari Djogja
Jogja bermain kata-kata lewat Dagadu. Brand asal Jogja ini cenderung memilih plesetan kata-kata yang membuat orang tertawa. Dagadu membuat ciri produknya dengan tulisan Asli Bikinan Dagadu Djogja.
2005-2006 – Riot
Kenakalan remaja pada zaman ini memberikan warna desain di era ini. Di antaranya fun, jokes, riot, music, alcohol, dan porn. Semua dipadukan dengan font dan desain yang nyeleneh. Brand yang berhasil lewat gaya ini adalah Wadezig dan Tendencies.
2003-2004 – Kebangkitan Distro
Brand lokal dengan konsep cutting edge mulai betebaran. Beberapa dari mereka mulai membuat beragam kaos brand lokal untuk merchandise band tersebut. Desainnya juga mulai memperlihatkan repesntasi band-band yang dark. Grafiknya pun lebih rebel dan grungy. Di sepanjang tahun ini ada perubahan tren dari segi musik, yakni transisi dari punk ke wabah emo. Contoh brand-nya seperti Cynical, MD.
1996-1998 – Tipografi
Desain tipografi mulai bermunculan. Mulai dari bergaya simpel, industrial, sampai konsep desian yang bermain warna. Sebut saja Ouval Research dan Unkl347. Dua brand ini bisa dibilang yang mempopulerkan desain tipografi pada kaos di industri clothing lokal.
2007-2008 – Monster
Melirik band nagri yang banyak menggunakan style monster (slime), maka brand lokal mulai melirik desain serupa sebagia salah satu andalan di kalangan anak muda. Menjamurnya slime design juga dipengaruhi oleh brand nagri bernama Rockett, Crooz, dan Baby Zombie yang sempat mengeluarkan rilisan dengan desain slime.
2009 – Vintage
Industri kreatif mulai bangkit dengan identitas yang mereka miliki. Desain balik ke vintage, tetapi disempurnakan dengan tipografi. Influence-nya dari vintage label, lettering, signature, dan street wear. Di zaman ini mulai ada transisi desain dari yang dipengaruhi musik, kemudian menjadi streetwear, dengan desain yang lebih simpel tetapi punya pesan tertentu dalam setiap tipografi desainnya.
2009-2010 – Fixie
Tren sepeda fixie mulai meracun di kalangan anak muda, yang akhirnya membawa virus ke ranah desain. Akhirnya, kaos pun banyak yang bertema fixie, seperti Crooz, brand lokal lainnya yang mendukung movement ini dan juga komunitas fixie independent yang mulai memasarkan merchandise mereka sendiri.
2011-2012 – Pattern and Workwear
Fenomena chino, hambray, boots mendominasi anak muda untuk tampil ala preppy look. Dan ini adalah bagian dari streetwear. Kaos pun desainnya jadi lebih simpel. Telrihat dari desain yang hanya membawa unsur pattern dan patchwork seperti pocket pattern yakni grafik desainnya hanya terdapat di kantong.
Beberapa brand cenderung memasang logo brand sebagai desian kaos, untuk modal brand awareness. Di pertengahan 2012, streetwear ter-influence dengan high fashion dan beberapa brand lebih memawa kaosnya dengan karakter yang lebih simpel. Mulai dari pattern hingga stripe.Brand lokal mulai fokus membangun brandawareness. Dengan desain-desain visualnya menciptakan roots brand-nya. Output-nya jadi lebih simpel karena market sudah mulai malas memakai desain yang ramai. Desain kaos tampak lebih elegan.
2013 – Pride Design
Untuk cari aman, desain tahun 2013 masih melanjutkan dari desain 2012. Logo brand dalam kaos masih mendominasi, tujuannya untuk mendapatkan pride dari brand tersebut. Bahkan, pattern juga masih jadi tren desian kaos pada tahun ini.[]
Cara Membuat Kaos Desain Sendiri – Pasti Anda bertanya, bagaimana sih cara membuat kaos desain sendiri? Caranya ternyata sangat gampang. Bacalah artikel ini dengan tuntas, dan Anda akan dapat membuat kaos desain sendiri dengan baik.
1 – Membuat sketsa dengan pensil dan pulpen pada kertas putih kosong
2 – Scan hasil gambar ke komputer kemudian rapihkan dan tebalkan (Jangan Diwarnai selain hitam dan putih)dengan menggunakan CorelDraw atau Photoshop.
3 – Print hasil gambar hitam putih desain kaos tersebut ke media kertas minyak (Kertas Kalkir).
4 – Afdruk hasil gambar yang sudah di print pada media kertas kalkir tersebut ke media Screen. Simpan gambar hasil print kertas kalkir pada bagian atas screen yang sudah di beri cairan afdruk kemudian simpan di tempat gelap dan sinari pada bagian atasnya saja (menggunakan sinar matahai atau lampu). Jika menggunkan sinar matahari sinari cukup dengan hitungan waktu 10 detik, namun jika menggunakan lampu 20watt x 4 buah sinari screen dalam waktu 5 menit.
5 – Setelah selesai, bersihkan bagian screen dengan menggunakan air dengan cara di semprot pelan. Nanti akan keluar bagian gambar dari hasil print pada kertas kalkir tadi pada bagian kosong screen yang nantinya akan jadi celah untuk masuknya tinta sablon menuju ke media kain kaos.
6 – Siapkan tinta sablon yang encer dan tentukan warna yang sesuai kebutuhan dan keinginan anda.
7 – Simpan screen pada bagian atas kain kaos, lalu berikan tinta secukupnya pada bagian dalam screen dan tarik tinta dengan searah hingga memenuhi bagian dot kosong pada screen menggunakan rakel sablon berbahan karet.
8 – Keringkan hasil sablon pada kaos tadi dengan cara di simpan dibawah sinar matahari atau dengan cara menggunakan hairdryer.
9 – Jika selesai dan sudah kering, setrika bagian sablon tersebut dengan cara simpan kain dibawah kertas dan setrika kertas tersebut dengan pelan dan panas yang cukup.
10 – Sablon kaos anda sudah selesai.
Nah, bila Anda merasa hal ini terasa sangat sulit, mengapa tak memesan saja ke Casofa Clothing? Kami siap membantu Anda!
Jenis Tinta Sablon – Bagi kamu yang ingin memasuki bisnis clothing atau bisnis distro, mau tidak mau kamu harus memahami jenis tinta sablon. Dengan memahami jenis tinta sablon ini, kamu akan lebih mudah untuk merancang atau mengonsep produkmu sekreatif mungkin karena kamu juga memahami jenis produksi setelah melakukan desain. Bahkan, dengan memahami jenis tinta sablon ini, kamu bisa merancang bagaimana baiknya sejak dalam rancangan desain.
Yuk, langsung saja kita bahas apa saja sih jenis tinta sablon itu?
Kategori 1 – Tinta Waterbase/Basis Air
Tinta Rubber/karet/GL di mana digunakan untuk sablon diatas bahan tekstil, terutama di bahan kaos. Memiliki karakteristik seperti karet yang dapat melar bila ditarik. Tinta rubber banyak sekali tersedia dalam berbagai macam kualitas. Tinta rubber yang bagus dapat kita kenali dari daya tutupnya, hasil sablonannya apakah lembut atau kasar, dan juga tingkat elastisitasnya (apakah bila ditarik dia akan melar dan tidak retak).
Rubber Transparant merupakan tinta rubber yang memiliki karakteristik transparansi, sehingga dapat digunakan dalam proses sablon separasi (tumpuk 4 warna) karena sifatnya yang transparan, sehingga lapisan warna atas dapat depengaruhi oleh lapisan warna yang ada di bawahnya.
Tinta Extender/Medium digunakan untuk sablon di atas bahan tekstil, terutama di bahan kaos. Memiliki karakteristik transparan atau bening, sehingga tidak dapat digunakan pada bahan kain yang berwarna gelap. Jenis tinta ini memiliki permukaan yang halus bila kita sentuh, karena dia dapat menyerap ke pori-pori kain dengan baik. Tinta extender dapat juga digunakan untuk menyablon dengan teknik separasi (tumpuk 4 warna).
Tinta Soft White digunakan untuk sablon diatas bahan tekstil, terutama di bahan kaos. Pada awalnya tinta jenis ini digunakan untuk menghasilkan efek vintage atau grunge yang samar-samar, karena karakteristiknya yang halus namun dapat disablonkan ke bahan berwarna gelap. Namun akhir-akhir ini softwhite juga banyak digunakan untuk sablon kaos yang menggunakan teknik raster (gambar gradasi), yang biasanya cukup sulit untuk diperoleh saat menggunakan tinta jenis rubber. Tinta softwhite, memiliki karakteristik warna putih yang soft sesuai dengan namanya, jadi jangan berharap untuk mendapatkan warna putih tebal bila hendak menggunakan tinta jenis ini.
Tinta Foaming: sering juga disebut dengan tinta timbul/busa, karena karakteristik tinta ini yang dapat mengembang bila terkena press panas. Digunakan untuk menghasilkan efek timbul/foaming pada sablonan diatas bahan tekstil/kaos.
Tinta Metalic: umtuk menghasilkan warna emas atau silver, maka diperlukan tinta jenis metalic. Tinta metalic terdiri dari 2 komponen, yaitu: binder metalic dan serbuk metalic. Sebaiknya keduanya dicampur pada saat hendak menyablon (dadakan) untuk bisa mendapatkan hasil yang lebih cemerlang, karena tinta jenis ini bisa mengalami proses oksidasi, yaitu proses perubahan warna ke arah yang lebih gelap.
Kategori 2 – Tinta Special Effect untuk Tekstil/Kain
Tinta Discharge (cabut warna): tinta jenis ini memiliki efek khusus yang dapat mencabut/menghilangkan warna pada kain katun. Sebagaimana yang kita ketahui, kain katun yang berwarna-warni sebenarnya telah melewati proses pencelupan warna. Tinta discharge dapat digunakan untuk menghilangkan kembali pewarna yang sudah menempel di benang kain, sehingga mengembalikan warna benang kain itu ke warna asalnya (bila warna benang putih maka hasil cabut warna akan terlihat putih kembali). Dengan teknik sablon, maka tinta discharge bisa menghasilkan sebuah efek yang menawan, karena hanya bidang yang disablon saja yang akan menghasilkan efek pencabutan warna, sehingga tekstur dan warna yang dihasilkan seperti menyatu dengan bahan kain (karena memang demikian).
Kategori 3 – Tinta Glitter
Tinta Glitter sebenarnya tidak tepat bila disebut tinta karena merupakan campuran dari lem glitters dan serbuk glitters itu sendiri. Tinta glitters menghasilkan efek gemerlap sesuai dengan jenis glitters yang digunakan. Beberapa jenis efek glitters yang dapat anda temui di pasaran, diantaranya adalah ; glitters metalic, glitters rainbow, glitters hologram, glitters hexagon, dsb. Ada dua cara untuk menyablon dengan tinta glitters. Pertama, disablon dengan dicampurkan bersama lemnya (menggunakan kain screen yang sangat kasar: T-12 SL). Kedua, dengan menyablonkan terlebih dahulu lem glitters, kemudian glitters tersebut ditaburkan ke atas sablonan lem yang masih basah (bisa menggunakan kain screen dengan ukuran standart untuk menyablonkan lemnya, mis: T-48/T-54).
Elastic Binder: merupakan tinta/binder yang berkarakteristik sangat lentur. Dapat digunakan untuk menyablon di atas kain yang berpori-pori kasar atau lentur, seperti kain sweater, kain spandex, kain rajut, dsb.
Tinta Plastisol: tinta plastisol sebenarnya tidak dapat digolongkan dalam kategori tinta waterbase karena merupakan tinta berbasis minyak/oilbase. Tinta jenis ini memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan tinta jenis waterbase untuk tekstil lainnya, di antaranya tidak mudah kering di screen, daya tutup yang sangat baik, bisa dibuat tebal sekali sehingga menghasilkan efek timbul yang sangat kentara, dsb. Sayangnya, tinta plastisol ini memerlukan peralatan yang cukup mahal untuk proses pengeringannya, seperti mesin conveyor curing dan flash curing yang berharga jutaan hingga puluhan juta untuk memilikinya. Tinta plastisol sendiri juga bisa dibagi menjadi beberapa jenis, seperti all purpose Ink, High Opacity, High Density Plastisol, Cork Base, Natural Suade, dsb. Salah satu kelemahan dari tinta plastisol ini adalah hasil sablonannya tidak bisa di setrika atau di dry clean karena bisa membuatnya rusak/meleleh.
Foil Transfer: sama seperti glitters, foil transfer bukanlah tinta sablon, karena terdiri dari lem foil dan kertas foil sebagai penghasil efeknya. Teknik sablonnya sederhana, anda hanya perlu menyablonkan lem foil sesuai gambar yang ingin ada beri efek foil, lalu tempelkan potongan kertas foil ke atas lem yang sudah mengering dan lakukan heat press atau cold press untuk transfer efeknya.
Flocking: merupakan sebuah efek beludru yang dapat kita dapatkan dengan cara transfer atau dengan meniupkan serbuk beludru keatas lem flocking yang sudah mengering (dengan bantuan mesin magnetik blower). Sebagai pemula, bila anda ingin mencoba efek ini, maka lebih baik dengan menggunakan teknik transfer, yaitu dengan membeli flocking paper siap pakai, karena mesin magnetik blower berharga cukup mahal, sehingga investasi yang perlu anda keluarkan cukup besar.
Tinta Glow in the Dark: tinta ini punya efek bercahaya saat di tempat gelap. Sebenarnya tinta ini merupakan campuran antara serbuk fosfor yang mampu menyerap cahaya dan memendarkannya kembali saatgelap (efeknya dalam waktu terbatas) dengan tinta yang berkarakteristik transparant, seperti misalnya: rubber transparant atau tinta extender. Tinta jenis ini hanya dapat menghasilkan efek yang baik diatas warna terang, sehingga bila hendak disablonkan di atas kain berwarna gelap, maka perlu dilakukan underbase (dasaran) berwarna terang terlebih dulu.
Crack Binder: tinta jenis ini dapat menghasilkan efek retakan yang natural, sangat menawan bila anda hendak menyablon dengan tema vintage atau grunge.
Kategori 4 – Tinta Basis Minyak/Solvent Base
Tinta PVC: untuk menyablon diatas bahan/media ; kertas, mika, PVC, acrilyc, kulit sintetis, kayu, dll. Menggunakan minyak pencampur M 3 sebagai pengencer (solvent) dan pembersihnya. Tinta PVC mudah untuk digunakan karena tidak mudah kering di screen.
Tinta Polymate: untuk menyablon diatas bahan/media ; plastik PP, PE, atau HDPE (Kresek). Menggunakan minyak pencampur M 4 sebagai pengencer (solvent) dan pembersihnya. Tinta polymate perlu diproses terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menyablon, karena tinta yang baru dibeli biasanya sangat cepat mengering di atas screen. Sebelum digunakan, tinta polymate dicampur dengan M 4 secukupnya dan dibiarkan dalam keadaan tutup kaleng terbuka untuk beberapa lama (kurang lebih 20-24 jam), bila sempat sesekali aduk kembali dan tambahkan M 4. Setelah tinta agak mengental, maka dapat segera digunakan dengan nyaman untuk menyablon (tidak cepat kering).
Tinta Polytuff: mirip dengan tinta polymate, namun dengan minyak pencampur therfin sebagai pengencer (solvent) dan pembersihnya. Biasanya digunakan untuk menyablon karung plastik.
Tinta Nylon: untuk menyablon diatas bahan/media nylon atau kain polyester (bahan tas). Menggunakan minyak pencampur M 3 sebagai pengencer (solvent) dan pembersihnya. Tinta nylon mudah untuk digunakan, dan terkadang memerlukan campuran catalyst (penguat) untuk bahan nylon tertentu.
Tinta Heavy Duty/Industrial: ada banyak jenis tinta dalam kategori ini yang disesuaikan dengan kebutuhan dan media yang akan di sablon seperti misalnya tinta untuk metal, kaca/gelas, keramik, hard plastik, coated metal, PS, ABS, dsb.
Bagaimana, sudah paham, kan sekarang? Kalau masih ada yang bingung, silakan ditanyakan di kolom komentar, ya!
Jenis Bahan Kaos – Dalam pembelian kaos, sering kali konsumen bingung untuk menentukan jenis bahan maupun ketebalan kaos. Casofa Clothing akan menjelaskan secara umum mengenai jenis dan bahan kaos.
Pengetahuan tentang ini penting, agar kamu yang ingin memesan atau memahami dunia perkaosan menjadi paham tentang beda-beda jenis bahas kaos.
1. 100% Cotton Combed
Ini yang paling terkenal. Serat benangnya lebih halus. Hasil rajutan dan penampilan bahan lebih halus dan rata. Berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya, bahan cotton combed memiliki beberapa jenis: 20s, 24s, 30s, 40s.
Semakin besar angkanya, semakin halus dan tipis bahannya, dan semakin mahal harga hasil jadinya.
Nah, fakta unik, nih, untuk kaos distro umumnya memakai jenis 20s dan 30s.
2. 100% Cotton Carded
Seperti halnya bahan cotton combed, bahan cotton carded memiliki beberapa jenis: 20s, 24s, dll, berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya.
Hanya saja serat benang yang digunakan dalam bahan cotton carded ini kurang halus. Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang halus dan kurang rata.
Umumnya bahan cotton carded ini digunakan untuk kaos-kaos dengan target pasar kelas menengah, karena harganya relatif lebih murah dibandingkan cotton combed, memiliki tekstur kurang halus namun tetap nyaman dipakai karena terbuat dari 100% serat kapas alam.
3. CVC (Cotton Viscose)
Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% cotton combed dan 45% viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan cotton.
Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat. Untuk bahan polo shirt lacoste/pique, disarankan menggunakan bahan CVC karna tingkat susut / shrinkage-nya lebih kecil. Bahan polo shirt 100 katun, biasanya tingkat susutnya sangat besar, terutama setelah proses pencucian.
4. TC (Teteron Cotton)
Jenis bahan ini adalah campuran dari 35% cotton combed dan 65% polyester (teteron). Dibandingkan bahan kaos katun (cotton), bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan.
Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan ’shrinkage’ (tidak susut atau melar) meskipun sudah dicuci berkali-kali.
Jenis bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi kemudian dibuat untuk bahan kaos berupa serat fiber poly. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas jika dipakai.
Panas lagi kalau makainya di samping orang bakar sate.
Yaelah ….
6. Hyget
Jenis bahan ini juga terbuat dari plastik, namun lebih tipis. Banyak digunakan untuk keperluan kampanye partai karena harganya yang sangat murah.
Jadi ya kualitasnya gitu, deh.
Seperti yang kita ketahui, bahan dasar dari semua pakaian adalah benang. Untuk suatu benang menjadi kain kaos, harus melalui proses dirajut atau knitting. Baik jenis benang maupun tipe rajutan pada kain kaos berbeda-beda.
7. Fleece
Bahan yang popular untuk membuat sweater adalah fleece. Nah, fleece adalah finishing dari produk tekstil yang merupakan imitasi dari wol. Pada bagian luar seratnya menyerupai combed, namun lebih tebal.
Bagian dalam fleece seperti kapas atau wol. Fleece adalah kain lembut, ringan, hangat, dan nyaman.
8. Baby Terry
Baby terry juga sangat popoler untuk bahan sweater. Baby terry biasanya sedikit lebih tipis dari fleece, dan permukaan bagian dalamnya seperti handuk. Beda dengan fleece yang sebagian dalamnya seperti kapas atau woll.
Baby terry biasa dipakai untuk jaket baseball.
Nah, itulah jenis-jenis kain kaos yang perlu kamu ketahui. Sudah siap bikin distro? Kalau masih bingung, bisa konsultasi ke kami, bagaimana caranya membuat bisnis distro.
Untuk bekerja sama dengan kami, cukup menghubungi via WA: 0851-0133-3014.
Kain Polyester – Bagi Sobat Casofa Clothing yang menggeluti dunia konveksi tentunya sudah sering mendengar mengenai bahan kain Polyester. Kali ini kami akan menjelaskan apa saja karakteristik kain Polyester beserta kelebihan dan kekurangannya. Apa tujuannya? Ya tentu saja agar Sobat Casofa Clothing bisa lebih mengerti segala hal yang terkait bahan jenis ini.
Apa itu Bahan Kain Polyester?
Bahan kain Polyester merupakan bahan yang terbuat dari proses kimia yang ditemukan pertama kali pada tahun 1941 oleh Whinfield dan Dickson, ilmuwan asal Inggris yang berhasil memproses serat nilon menjadi apa yang disebut sebagai serat sintetis.
Serat atau kain Polyester sendiri menggunakan senyawa kimia dari bahan organik yang dikombinasikan dengan polyethylene terephathalate (PET) yang berasal dari minyak bumi (petroleum), yang kemudian dicampur dengan bahan katun atau sejenisnya.
Polyester berbentuk cairan kristal merupakan bentuk paling awal dari bahan ini yang digunakan untuk keperluan industri, di mana pada bahan tersebut digunakan sebagai pelapis anti panas dan juga sebagai pelindung (seal) dari mesin jet.
Sayangnya bahan kain yang satu ini juga merupakan salah satu kontributor polusi mikroplastik terbesar terutama di lautan dengan estimasi 6kg pakaian yang dibuang ke laut akan menghasilkan limbah fiber sebesar 496,030 limbah dari bahan polyester, 137,951 limbah dari bahan katun, dan 728,729 dari bahan akrilik.
Bahan ini juga sangat mengandalkan ketersediaan minyak bumi sebagai bahan baku utamanya, sehingga harga bahan bisa melambung sangat tinggi apabila cadangan minyak menipis atau bahkan tidak akan diproduksi lagi.
Kegunaan Bahan Kain Polyester
Polyester sangat sering digunakan sebagai bahan untuk pakaian yang kita gunakan sehari-hari, mulai dari kaos, baju kemeja, jas, dan lain sebagainya, meskipun juga umum digunakan untuk kebutuhan selain pakaian seperti pada furniture, industri otomotif, perkakas rumah tangga, dan lain-lain.
Alasannya, bahan ini terbilang cukup kuat, awet, dan bisa digunakan untuk beragam keperluan dikarenakan bahan ini juga tidak mudah menyerap keringat dan anti terkena jamur atau bakteri, mulai dari seragam atlit, perlengkapan kamar tidur, hingga sebagai lapisan pada badan kapal laut, motor, dan juga mobil.
Tipe Bahan Kain Polyester
Kain Polyester ini sendiri terbagi menjadi dua tipe yang dibedakan dari produk yang nantinya akan dihasilkan. Kedua tipe tersebut adalah sebagai berikut:
1. PolyEthylene Terephthalate (PET)
Tipe Polyester yang satu ini sangat umum digunakan untuk kebutuhan produksi pakaian jadi, di mana ethylene glycol yang diekstrak dari minyak bumi, dicampurkan dengan asam tereftalat dengan menggunakan katalis antimon, dan memiliki waktu yang sangat cepat untuk memproduksinya.
Variasi poliester yang umum disebut sebagai PCDT ini dibuat dengan kondensasi asam tereftalat dengan 1, 4-sikloheksana-dimetanol untuk membentuk poli-1, 4-sikloheksilena-dimetilen tereftalat atau PCDT Polyester. Sedangkan untuk PET Polyester, PCDT diproses untuk pemintalan melt.
Tipe polyester ini umumnya lebih elastis dan memiliki ketahanan ekstra dibandingkan PET, dan biasanya digunakan untuk memproduksi produk kain di luar pakaian seperti peralatan furniture dan juga tirai.
Proses Pembuatan Bahan Kain Polyester
Ada 2 metode yang bisa dilakukan dalam proses pembuatan kain Polyester, yaitu metode langsung dan tidak langsung di mana penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Metode Langsung (Direct)
Untuk metode langsung alias direct ini, setelah PET terbentuk dari hasil polimerisasi, maka selanjutnya PET tersebut akan disalurkan langsung menuju mesin spinning menggunakan mesin yang disebut pompa bose yang kemudian akan dibentuk menjadi benang, dan kemudian akan melalui proses pendinginan serta penggulungan.
2. Metode Tidak Langsung (Indirect)
Pada metode tidak langsung (indirect), Polyester yang sudah dibentuk melalui proses polimerisasi akan didinginkan menjadi apa yang disebut dengan brittle, yang kemudian akan dipotong kecil-kecil menjadi chips.
Setelahnya, chips tersebut akan melalui proses pengeringan (drying) dan lalu akan dilelehkan pada suhu tinggi yaitu sekitar 260-270°C, untuk kemudian akan melalui proses spinning menggunakan apa yang disebut dengan spinneret.
Nantinya Polyester yang sudah terkumpul dalam cetakan spinneret akan diberikan campuran kimia guna memperkuat keawetan, dan kemudian ditekan keluar melalui lubang-lubang kecil sehingga Polyester akan keluar dari lubang tersebut dalam bentuk helaian benang.
Ciri-ciri dan Karakteristik Kain Polyester
Untuk dapat mengenal lebih dalam terkait bahan kain Polyester ini, berikut akan kami berikan beberapa ciri serta karakteristik dari bahan tersebut untuk Sobat Casofa Clothing ketahui:
1. Serat yang Lentur
Serat dari kain Polyester sangatlah lentur, tetapi tidak mudah melar sehingga sangat tepat digunakan sebagai bahan untuk pakaian yang akan digunakan dalam jangka waktu yang lama.
2. Awet dan Tidak Mudah Berkerut
Selain tidak mudah melar, kain Polyester juga sangatlah awet serta tidak mudah kusut sehingga memiliki masa pakai yang panjang tanpa menurunkan kondisi serat atau kualitas bahan secara keseluruhan.
3. Penyerapan Keringat Buruk
Walaupun awet, tahan lama, lentur dan tidak mudah kusut, bahan kain Polyester tidak bisa diandalkan untuk menyerap keringat terutama keringat yang berlebih, sehingga sangat tidak nyaman kalau digunakan pada cuaca panas.
4. Dapat Menimbulkan Iritasi
Dikarenakan proses pembuatan bahan kain Polyester yang menggunakan bahan kimiawi, maka pada beberapa orang kain ini akan dapat menimbulkan iritasi yang cukup mengganggu seperti gatal-gatal dan kulit menjadi kemerahan.
5. Memiliki Ketahanan terhadap Bahan Kimia
Tidak hanya kain Polyester sendirinya terbuat dari bahan kimia, bahan kain yang satu ini juga kuat melalui proses pencucian secara kimia, dry cleaning, ataupun menggunakan pelarut jenis organik.
6. Mudah Terbakar
Perlu diingat bahwa bahan kain Polyester ini sangatlah mudah terbakar sehingga sebaiknya dijauhkan penyimpanannya dari sumber api ataupun peralatan yang bermuatan listrik karena akan memudahkan penyebaran api apabila alat tersebut korslet atau kain terkena sambaran api.
7. Mudah Kering
Kain Polyester ini selain mudah dicuci juga sangatlah mudah kering dan tidak perlu dijemur terlalu lama sehingga sangat baik apabila digunakan pada pakaian yang sering dipakai seperti seragam.
8. Menahan Panas
Apabila Sobat Casofa Clothing sering melakukan aktivitas di dalam ruangan ber-AC atau di lokasi yang memiliki suhu rendah, maka kain Polyester ini sangat tepat untuk digunakan karena bahan ini mampu menahan panas pada pakaian sehingga Sobat Casofa Clothing akan tetap merasa hangat.
9. Anti Kuman, Jamur, dan Bakteri
Jenis bahan kain Polyester ini juga tidak mudah terkena kuman, bakteri, ataupun jamur sehingga sangat baik apabila menggunakan bahan ini pada barang-barang yang digunakan untuk kamar tidur seperti seprai, sarung dan isian bantal, sarung dan isian guling, dan juga selimut.
Bahan kain Polyester sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, terutama yang digunakan untuk bahan pakaian di mana beberapa sudah merupakan hasil percampuran dengan jenis bahan lainnya.
Jenis bahan kain Polyester yang umum ditemukan di pasaran dan juga banyak digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bahan PE
Bahan yang satu ini menggunakan 100% Polyester dan tanpa dicampur dengan bahan apapun, serta umum digunakan untuk pakaian-pakaian yang diproduksi massal dikarenakan biaya produksinya yang lebih murah dibandingkan katun.
2. Bahan Lacoste PE Pique
Bahan lacoste PE Pique atau wangki ini merupakan bahan yang dibuat dari 100% Polyester yang berbentuk baju berkerah atau yang dikenal dengan model polo, dan pada permukaannya terdiri atas lubang pori-pori yang ukurannya sama.
3. Bahan Lacoste CVC Pique
Bahan Lacoste CVC Piqu merupakan percampuran antara Polyester dengan katun, sehingga akan memiliki kombinasi karakteristik dari kedua jenis bahan tersebut di mana bahan ini memiliki daya serap keringat yang baik layaknya katun dan juga tahan lama dikarenakan adanya campuran Polyester.
4. Bahan Hycon
Hycon merupakan bahan yang dibentuk dari percampuran antara bahan Polyester dengan bahan Sutra yang menghasilkan suatu bahan berserat halus, tebal, lembut, tetapi tidak terasa licin.
Bahan yang satu ini juga sangat sering digunakan untuk membuat busana untuk para muslimah, mulai dari jilbab hingga pakaian, dan juga digunakan untuk pakaian serta aksesoris wanita, rok, gaun, dan lain sebagainya.
5. Bahan Woven
Bahan kain Woven ini merupakan jenis kain yang permukaannya terlihat kasar namun sangat halus ketika diraba, dan dibuat dari bahan Polyester yang dirajut sedemikian rupa, dan sering digunakan untuk membuat label baju.
Tips Merawat Bahan Kain Polyester
Dalam merawat pakaian yang menggunakan bahan Polyester, ada beberapa hal yang harus diperhatikan meskipun bahan yang satu ini tergolong cukup mudah pencucian dan perawatannya.
Hal-hal tersebut antara lain adalah:
Periksa label pakaian, dan baca cara mencuci apa saja yang bisa dilakukan, terutama kalau Sobat Casofa Clothing ingin melakukan dry cleaning, karena hanya bahan yang mengandung 100% Polyester saja yang sebaiknya dicuci dengan cara dry cleaning.
Karena bahan ini mudah terbakar, maka Sobat Casofa Clothing perlu berhati-hati saat menyetrika dan sebaiknya menggunakan lapisan bahan kain katun serta hindari menyetrika bahan polyester secara langsung, dan gunakan setelan medium pada alat setrika.
Gunakan softener alias pelembut pada saat mencuci pakaian yang menggunakan bahan Polyester guna menghindari pakaian tersebut menjadi kaku dan tidak nyaman digunakan.
Gunakan air hangat apabila mencuci pakaian berbahan Polyester dengan tangan setelah sebelumnya direndam dengan deterjen, ini terutama apabila ada noda mengganggu pada pakaian misalnya noda minyak, kuah, dan lain sebagainya.
Penggunaan pemutih juga tidak dianjurkan pada bahan Polyester, karena dapat merusak bahan tersebut.
Sebagai ganti dari pemutih, gunakan air hangat yang dicampur dengan kurang lebih setengah cangkir cairan pembersih piring/gelas, dan rendam pakaian di dalamnya semalaman, kemudian cuci seperti biasa namun tambahkan cuka pada bilasan terakhir.
Jangan gunakan setelan yang terlalu panas pada saat mengeringkan pakaian berbahan Polyester ke dalam mesin pengering, melainkan coba gunakan tingkat panas yang serendah mungkin.
Semoga tulisan kami kali ini dapat membantu Sobat Casofa Clothing semakin memahami mengenai ciri dan karakteristik kain Polyester sehingga dapat dilakukan metode perawatan yang tepat sehingga kain akan tetap awet dan juga tahan lama.